Direktur Perumdam Tirta Serayu Paparkan Kesiapan Penyerapan Air
YOGYAKARTA-Direktur Perumdam Tirta Serayu Kabupaten Banjarnegara, Bahar Ibnu H, menjadi narasumber pada Pembahasan Akhir Identifikasi Realisasi Pelaksanaan Masterplan tahap II, yang digelar Dirjen Sumber Daya Air Direktorat Air Tanah Air Baku Kementerian PUPR, di DIY.
Penekanan materi, pada upaya Perumdam Tirta Serayu dan Pemkab Banjarnegara, dalam melakukan penyerapan air minum dan pengembangan wilayah layanan, paska kontruksi bendungan di tahun 2025-2035.
Selain dari Perumdam Tirta Serayu, narasumber berasal dari Perumdam Kota Denpasar, Perumdam Kota Yogyakarta, dan Perumdam Kabupaten Mojokerto.
Direktur Perumdam Tirta Serayu, Bahar Ibnu H, menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu langkah awal rencana pembangunan sejumlah bendungan di Kabupaten Banjarnegara yang akan dilakukan Kementerian PUPR.
"Ada tiga bendungan yang berkaitan dengan Banjarnegara yang disetujui menjadi usulan Sistem Penyediaan Air Baku (SPAB) Prioritas pembangunan, bersama usulan lainnya yang berasal dari empat wilayah sungai," kata dia.
Empat wilayah sungai itu masing-masing wilayah Sungai Progo Opak Serang, Serayu Bogowonto, Brantas dan Bali Penida.
Perencanaan pembangunan bendungan tersebut, untuk mencukupi kebutuhan air minum dan irigasi yang saat ini masih kurang. Dari ketiga usulan prioritas, debit andalan bisa mencapai 1500 liter per detik.
Secara prinsip, pihaknya akan mensukseskan rencana pembangunan bendungan. Pihaknya berharap Pemkab Banjarnegara dapat mengakselerasikan rencana pembangunan bendungan tersebut. Diantaranya dengan penyiapan readyness criteria.
Pihaknya juga sudah menyiapkan skema penyerapan air paska kontruksi. Ada lima kecamatan super prioritas yang akan dilayani, yakni Rakit, Mandiraja, Purwonegoro, Bawang, Wanadadi (Rajapurbawa).
Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Air Tanah Air Baku, Pulung Arya Pranantya, mengatakan, perencanaan kegiatan prioritas harus dilakukan dengan matang dan lintas sektoral.
Sehingga pihaknya mengundang Bappenas, Direktorat Air Minum, Balai Besar Wilayah Sungai, Bapeda Provinsi dan Kabupaten, serta BUMD Air Minum.
Sinkronisasi kegiatan ini juga sebagai upaya percepatan rencana pembangunan bendungan atau pemanfaatan air baku lainnya.
Pihaknya berharap kepada masing-masing pemangku kepentingan dan kebijakan untuk segera melakukan koordinasi dan penyediaan readyness criteria.
"Sehingga kita targetkan bisa sesuai schedule atau timeline. Salah satu fokusnya ada pada BUMD air minum yang akan melakukan penyerapan air," terang dia.
Arif Budhiyo, dari Direktorat Air Tanah Air Baku, memaparkan, kesiapan pemenuhan readyness criteria menjadi kunci pembangunan kontruksi dapat dilakukan.
"Semakin cepat dapat memenuhi readyness criteria maka akan cepat pula dilaksanakan kegiatan pembangunan," kata dia.
Termasuk di Banjarnegara. Pembangunan bendungan juga berkolerasi terhadap upaya penurunan stunting dan kemiskinan, sehingga readyness criteria harus disiapkan dengan baik.